CROSSING FIELD

Kamis, 14 Desember 2017

DETECTIVE CONAN MOVIE 21

Ulasan Anime: Detective Conan-The Crimson Love Letter

 

Aksi detektif cilik Conan Edogawa dan rekan-rekannya kembali hadir di film animasi layar lebar terbarunya yang hadir di Indonesia, yakni Detective Conan-The Crimson Love Letter. Film yang disutradarai oleh Kobun Shizuno serta diproduksi di TMS Entertainment ini merupakan film ke-21 seri Detective Conan. Film ini baru mulai diputar di bioskop Jepang pada tanggal 15 April 2017 dan akan tayang di Indonesia mulai hari ini 7 Juni 2017 di jaringan bioskop CGV Cinemas, Cinemaxx, dan Platinum Cineplex.
Film ini akan berfokus pada kisah asmara Heiji Hattori dan Kazuha Toyama dan mengambil latar di Osaka yang merupakan kota tempat tinggal Heiji. Film ini juga akan menghadirkan karakter Momiji Ooka, sosok juara Karuta yang merupakan saingan cinta Kazuha yang baru saja hadir di komik Detektif Conan edisi terbaru.
Film dimulai dengan kasus pengeboman di TV Nichiuri pada musim gugur saat pengambilan gambar untuk acara TV mengenai kompetisi Karuta, Piala Satsuki. Piala Satsuki, yang merupakan mahkota pemenang Hyakunin Isshu Jepang, saat ini sedang difilmkan di dalam fasilitas tersebut. Kejadian tersebut menyebabkan keributan besar dan sementara bangunan itu terbakar menjadi abu, satu-satunya orang yang tertinggal di dalamnya adalah Heiji Hattori dan Kazuha Toyama. Mereka diselamatkan tepat pada waktunya oleh Conan, yang bergegas ke tempat kejadian. Baik identitas pelaku maupun tujuan pemboman tidak diketahui.
Ketika kekacauan terjadi akibat ledakan tersebut, Conan bertemu
seorang gadis cantik misterius bernama Momiji Ooka yang mengklaim dirinya adalah tunangan Heiji. Ooka adalah juara Karuta tingkat SMA di Kyoto. Dan takdir membawa Kazuha harus berhadapan dengan Momiji dalam kompetisi Hyakunin Isshu. Karena itu dimulailah latihan intensif Karuta bersama Shizuka, ibu Heiji, yang merupakan mantan Queen Karuta.
Di lain tempat, tepatnya di sebuah rumah tradisional Jepang di Arashiyama, Kyoto, juara bertahan Piala Satsuki telah dibunuh. Kartu-kartu Karuta bertebaran dan berlumuran darah disekitar tempat kejadian perkara (TKP). Conan dan Heiji bersama dengan kepolisian Osaka dan Kyoto bahu-membahu menyelidiki kasus pembunuhan dan hubungannya dengan kompetisi Hyakunin Isshu tersebut.


Poin menarik dari film ini adalah tema permainan kartu Karuta yang menjadi latar cerita dan kasus pembunuhan. Kesuksesan film Chihayafuru tahun lalu boleh jadi menginspirasi Aoyama Gosho untuk mengangkat tema yang sama pada film Conan terbaru ini. Tidak seperti film-film Conan sebelumnya yang menampilkan ledakan bangunan/jalan pada bagian klimaks film, kali ini ledakan gedung dan jalan diletakkan di awal film sehingga langsung menggemparkan keseruan menonton film. Sayangnya setelah kasus pembunuhan pertama, alur cerita jadi melambat dan lebih berfokus pada kisah cinta Heiji-Kazuha-Momiji. Momiji, sosok gadis cantik misterius juara Karuta, ini benar-benar memukau. Dia mengaku pengantin Heiji di masa depan. Apakah hubungan mereka sedekat itu? Anda harus menontonnya untuk mengetahuinya. Banyak kejutan menjelang akhir cerita yang sayang untuk dilewatkan.
Berkaca dari film-film Conan sebelumnya di mana kasusnya sulit dan membutuhkan pemikiran ketika menontonnya, maka di film kali ini kasus pembunuhannya dibuat lebih mudah dicerna dan ditebak siapa pelakunya. Kalau anda teliti sejak pemboman di stasiun TV Nichiuri, disorot cincin sang pelaku. Tentunya ini merupakan petunjuk penting untuk mengungkap siapa pelakunya bukan.
Baca juga : Ulasan Anime: Detective Conan – Sunflowers of Inferno
Selain itu, kisah percintaan antara Kazuha-Heiji-Momiji cukup membuat gregetan seperti layaknya menonton kisah FTV di TV lokal. Yang pasti hal ini memanjakan para penonton wanita. Satu lagi hal yang menarik di film ini adalah penggunaan Kansai-ben (dialek Kansai) yang kental di hampir setiap dialog antara Heiji-Kazuha-Momiji, Mikiko (teman Kazuha), Kensuke Achiha (suami Satsuki), sampai Inspektur Heizo (Inspektur polisi Osaka) dan Inspektur Ayanokoji yang menggunakan dialek Kyoto.

Kesimpulan
Detective Conan-The Crimson Love Letter sepertinya lebih menampilkan sosok Heiji Hattori sebagai bintang utama, di mana setting lokasi di daerah Kansai (Osaka dan Kyoto). Peran Conan di sini lebih seperti asisten Heiji dalam mengungkap kasus pembunuhan dan pemboman TV Nichiuri. Tapi menjelang pertengahan film, porsi Conan bertambah sedikit walau akhirnya tetap ditutup dengan aksi heroik Heiji menolong Kazuha melompati rumah yang terbakar melewati kepulan asap dan tingginya tebing.
Ditambahnya elemen permainan Karuta membuat film lebih menarik, tidak melulu kasus pembunuhan dan kisah cinta komedi di film Conan pada umumnya. Jangan beranjak sampai film selesai, karena ada epilog setelah credit title.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKIBAO

Setelah Terbit Lebih dari 20 Tahun, Manga Makibao Akhirnya Tamat   Salah satu anime yang cukup legendaris kala itu adalah serial Makib...