CROSSING FIELD

Kamis, 14 Desember 2017

MAKIBAO

Setelah Terbit Lebih dari 20 Tahun, Manga Makibao Akhirnya Tamat

  Hasil gambar untuk MAKIBAO

Salah satu anime yang cukup legendaris kala itu adalah serial Makibao yang tayang rutin setiap minggu di salah satu televisi swasta. Baru-baru ini manga yang ditulis oleh Tsunomaru dan diserialkan di Weekly Shōnen Jump, mengumumkan tamat pada majalah mingguan Weekly Playboy milik Shueisha pada tanggal 17 Februari kemarin.
Manga yang mengangkat petualangan seekor kuda pacuan ini pertama kali terbit dengan judul Midori no Makibao, dan terus berlanjut sampai Taiyou no Makibaou W yang tamat di edisi ke 20.
Manga Midori no Makibao sendiri menceritakan kisah kuda putih mungil yang sering mendapat bully karena ukuran tubuhnya yang tak proporsional sebagai kuda pacu. Bahkan tampilan fisiknya lebih mirip keledai dengan lubang hidung yang besar.

Konflik bermula ketika ibu dari Midori Makibao dibawa pergi sebagai ganti hutang-hutang yang telah menumpuk. Tak mau tinggal diam, Makibao pun ikut berbagai turnamen pacuan kuda demi mengumpulkan uang yang hasilnya dipakai menebus ibunya yang di bawa.
Pada awal karir, Makibao memiliki kesulitan membuat debut sebagai kuda pacuan. Terlebih ia harus bersaing dengan kuda unggulan yang memiliki lari super cepat, Superhorse Cascade. Tapi dengan semangat dan tekad demi bertemu ibunya kembali, semua rintangan itu pada akhirnya bisa Makibao lalui dengan susah payah.
Kabar tamatnya Makibao juga turut mendapat perhatian dari manga-manga hebat saat ini seperti Eiichiro Oda hingga Masashi Kishimoto. Mereka menyampaikan dukungan kepada Tsunemaro dalam edisi terbaru majalah Weekly Playboy.

Terdapat 13 mangaka yang turut berpartisipasi dalam koleksi ilustrasi dalam majalah tersebut yaitu Yudetamago (Kinnikuman), Akira Miyashita (Sakigake!! Otoko-juku), Masanori Morita (Rokudenashi Blues Rookies), Kyosuke Usuta (Pyu to Fuku! Jaguar), Eiichiro Oda (One Piece), Masashi Kishimoto (Naruto), Yuusuke Murata (One Punch Man), Kousuke Masuda (Gag Manga Biyori), Koujji Oishi (Inumarudashi-), Shuuichi Asou (Saiki Kusuo no Psi Nan), Gatarou Man (Dragon Ball Gaiden), dan Jigoku no Misawa (Kakko-Kawaii Sengen!).

ARALE CHAN

 Hasil gambar untuk ARALE CHAN Dr. Slump (Bahasa Jepang: Dr. スランプ Dr. Suranpu) adalah salah satu dari manga paling populer karya Akira Toriyama. Seri pertamanya terbit pada tahun 1980 oleh Shueisha di majalah bulanan Shonen Jump, dan seri-seri selanjutnya melejitkan karier Akira Toriyama.

Manga ini berakhir pada tahun 1984 dan kemudian dibukukan menjadi 18 seri buku. Dr. Slump pun telah diadaptasi ke dalam dua anime terpisah. Anime yang pertama ialah Dr. Slump & Arale-chan (Dr.スランプ アラレちゃん) disiarkan pada tahun 1981 hingga 1986 dengan total sebanyak 243 episode. Anime yang kedua disiarkan pada tahun 1997 hingga 1999 dan hanya 74 episode. Dr. Slump juga telah diadaptasi ke anime layar lebar sebanyak sepuluh buah.

Di Indonesia, anime Dr. Slump disiarkan oleh stasiun televisi SCTV dengan judul Arale. Manga Dr. Slump sampai ke Indonesia melalui Rajawali Grafiti pada tahun 1996.

SINOPSIS

Dr. Slump mengambil setting di Desa Penguin, sebuah tempat di mana manusia hidup berdampingan dengan segala macam hewan dan objek-objek lain yang dapat berbicara. Di desa ini hidup seorang penemu bernama Senbei Norimaki yang akrab dipanggil "Dr. Slump". Pada jilid pertama, Senbei menciptakan sebuah robot perempuan yang ia beri nama Arale Norimaki. Arale memiliki kekuatan super serta sifat yang naif, dan dalam jilid-jilid berikutnya ia memiliki petualangan-petualangan seperti membawa seekor beruang yang besar pulang ke rumah karena mengira bahwa beruang tersebut merupakan seekor hewan peliharaan. Secara garis besar manga ini berfokus pada kesalahpahaman Arale terhadap dunia manusia dan hasil-hasil ciptaan Senbei, persaingan, dan petualangan-petualangan romantis

KIMI NO NAWA

Kimi no Na wa

Setelah lihat banyak berita mengenai lakunya “Kimi no Na wa,” pastinya kalian makin penasaran dengan film terbaru dari Makoto Shinkai ini. Bahkan mungkin ada di antara kalian yang meminta beberapa bioskop di Indonesia untuk menayangkan film ini agar bisa dinikmati dalam layar besar.
Mungkin di antara kalian yang sadar bahwa saya menghilang selama 2 pekan kemarin. Selama 2 pekan kemarin, saya pergi ke Jepang untuk meliput Tokyo Game Show 2016, menonton konser Nana Mizuki, dan juga menikmati berbagai keindahan dan makanan Jepang. Tentunya saya menggunakan kesempatan ini untuk menonton Kimi no Na wa yang laku keras di Jepang.

Kisah Khas Makoto Shinkai

Dari sinopsis saja, kalian bisa tahu bahwa Kimi no Na wa menghadirkan cerita khas Makoto Shinkai tentang sepasang remaja laki-laki dan perempuan yang sulit untuk bertemu. Kimi no Na wa mengisahkan Taki yang tinggal di Tokyo dan Mitsuha yang tinggal di suatu desa. Ketika tidur, kadang tubuh mereka berdua tertukar. Hal ini membuat kehidupan mereka pun menjadi kacau karena kelakuan yang berbeda ketika bertukar tubuh. Karena itu, mereka berdua pun berjanji untuk mencatat seluruh kegiatan demi menjaga kehidupan mereka masing-masing.

Sebisa mungkin saya tidak ingin memberi spoiler agar kalian bisa menonton film ini dengan puas. Dari segi durasi, film ini cukup panjang yaitu berdurasi 1 jam 46 menit. Durasinya lebih panjang dari Kumo no Mukou, Yakusoku no Basho dan lebih pendek dari Hoshi wo Ou Kodomo. Meski begitu, Makoto Shinkai sepertinya sudah belajar dari film-film yang dia kerjakan sebelumnya. Meski durasinya panjang, pacing kali ini jauh lebih baik sehingga membuat penonton tidak bosan.
Meski kali ini durasinya cukup panjang, Shinkai menggunakan seluruh waktunya dengan efisien untuk membuat kalian menjadi lebih dekat dengan Taki dan Mitsuha. Ceritanya pun disampaikan dari masing-masing sisi karakter, jadi kalian tahu bagaimana kehidupan di sekitar masing-masing karakter utama dan bagaimana pertukaran tubuh mulai mempengaruhi kehidupan sehari-hari mereka.
review-kimi-no-na-wa-1
Berkat ini, Kimi no Na wa benar-benar menghadirkan cerita yang lebih baik karena Shinkai menghabiskan waktu lebih banyak untuk kedua karakter utama sehingga penonton menjadi lebih peduli dengan keduanya dan penasaran bagaimana nasib mereka berdua di akhir film ini.
Penanganan karakter dan pacing cerita yang lebih baik ini membuat Kimi no Na wa menjadi lebih baik dibandingkan film-film Shinkai sebelumnya. Karya-karya Shinkai yang paling dikenal adalah Hoshi no Koe, Byousoku 5 cm, dan Kotonoha no Niwa. Ketiganya lebih sukses karena berdurasi lebih pendek yang sudah biasa ditangani oleh Shinkai. Sedangkan untuk Kumo no Mukou, Yakusoku no Basho dan Hoshi wo Ou Kodomo kurang begitu terkenal. Menurut saya pribadi, masalah yang ada dalam kedua film itu adalah penggunaan waktu yang kurang efisien untuk membuat kita peduli dengan karakter-karakternya.

Kualitas Animasi yang Tidak Perlu Diragukan

Selain cerita yang bikin kalian galau, anime yang dikerjakan oleh Makoto Shinkai selalu berupa eye-candy. Tentu Kimi no Na wa menghadirkan animasi yang sangat indah. Meski tema kali ini bukan hujan seperti di Kotonoha no Niwa, Kimi no Na wa masih menghadirkan adegan hujan yang sangat menakjubkan. Gerakan karakter pun sangat mulus, terutama pada saat adegan yang berhubungan dengan Mitsuha dan desanya.
review-kimi-no-na-wa-4
Meski sudah menghadirkan animasi yang indah, detil gambar pun tidak dilupakan. Masing-masing adegan terlihat dengan jelas dan kalian bisa mengenali seluruh obyek dengan mudah. Bahkan, pada saat di bagian akhir film-nya, teman saya yang ikut nonton mengenal daerahnya yang katanya berada di dekat kantornya di Jepang.
Kenapa film ini bisa sangat laku di Jepang? Ternyata setelah menonton film ini saya jadi mengerti. Hype-nya sendiri pun tidak bohong. Pada awalnya, saya dan teman-teman ingin menonton siang hari atau malam, tetapi ternyata sudah penuh. Jadi terpaksa harus menonton jam pertama yaitu pada pukul 09:40. Meski jamnya masih pagi, ternyata penayangan pada jam pertama pun dipenuhi oleh penonton.


BORUTO MOVIE

Naruto The Movie, Pertarungan Para Ninja
Kekecewaan seorang anak pada ayahnya menjadi drama utama.
 Gambar terkait

Namanya, Boruto Uzumaki. Dia adalah anak dari Naruto. Setelah perdamaian negara-negara ninja, Boruto lantas tumbuh di kota besar dengan teknologi canggih. Namun, di luar kenyamanan itu, Naruto sebagai anggota dari Hokage ketujuh dari Konohagakure itu menjadi sangat sibuk hingga jarang berkumpul dengan istrinya, Hinata Hyuga, dan anak-anaknya.

Saat merayakan ulang tahun adiknya, Himawari Uzumaki, Boruto juga kecewa lantaran sang ayah kembali berhalangan hadir. Naruto hanya mengirim klon bayangan untuk merayakan ulang tahun Himawari.

Cerita kekecewaan anak Naruto itulah yang menjadi drama dari kisah Boruto: Naruto The Movie. Tidak hanya drama penuh kecewa, film yang merupakan lanjutan dari The Last: Naruto The Movie tersebut menghadirkan pertarungan ninja dengan kehebatan teknik dan senjata masing-masing yang diceritakan oleh penulis Masashi Kishimoto.

Momen kesedihan Boruto pun dibuat bertepatan dengan kedatangan Sasuke Uchiha yang kembali ke Konoha untuk memperingatkan Naruto. Saat memasuki bagian ini, mulailah banyak sekali aksi pertarungan yang membuat film generasi Naruto itu kian seru.

Sasuke mengetahui adanya ancaman tersebut karena ia menemukan dimensi lain yang bisa menjadi awal dari datangnya serangan. Memanfaatkan kedatangan Sasuke, Boruto pun semakin penasaran dan mengagumi Sasuke sehingga membuatnya ingin menjadi muridnya.

Boruto ingin belajar begitu banyak teknik ninja dari Sasuke dengan tujuan untuk mengalahkan ayahnya. Pemikiran tersebut muncul saat ia sangat marah karena ayahnya lebih mementingkan pekerjaannya dibanding melatih dirinya menjadi seorang ninja.

Nuansa humor turut membumbui kisah Boruto yang sedang belajar menjadi ninja. Seperti, saat ia belajar beberapa teknik ninja dari Sasuke. Ia yang juga ayah dari teman Boruto, Sarada Uchiha, sering kali meremehkan kemampuan Naruto dengan cara yang serius namun lucu. Naruto pun akhirnya termotivasi dengan cara Sasuke yang seperti itu.

Akhirnya, Sasuke mengajarkan teknik shurikenjutsu kepada Boruto untuk persiapan ujian chunin. Benar saja, ketika ujian berlangsung, Boruto berhasil unggul di putaran satu dan dua. Sarada juga membantu dengan teknik ninjanya. Naruto lantas mengucapkan selamat kepada Boruto dengan proses yang sangat bagus untuk mengawali ujiannya. Sayangnya, sang ayah lagi-lagi mengucapkan selamat hanya melalui pesan di surat elektroniknya. Hal itu membuat si anak makin kesal.

Setelah memenangkan putaran kedua, Naruto terlihat menonton ujian tersebut bersama istri dan anak perempuannya. Naruto juga melihat secara langsung kemenangan anaknya saat melawan Shikadai Nara. Shikadai menyerah setelah melihat teknik klon bayangan Boruto.

Meskipun begitu, Naruto yang menonton ujian tersebut merasa ada yang aneh dari apa yang dilakukan anaknya. Naruto pun meminta Hinata melakukan teknik Byakugan tentang apa yang terjadi. Hinata menyimpulkan Boruto menggunakan perangkat di tangannya yang menyimpan teknik ninjutsu.

Naruto pun kecewa dan memutuskan anaknya didiskualifikasi dari ujian tersebut. Sedangkan untuk kemenangan Shikadai, ditentukan dari ujian melawan Boruto. Bahkan, Naruto mencopot pelindung dahi ninja di kepala Boruto karena kekecewaannya sehingga membuat anaknya marah.

Di situlah, Boruto akhirnya mengungkapkan kemarahan kepada ayahnya mengapa ia bisa curang menggunakan perangkat tersebut. Ia marah karena sang ayah sibuk dengan Hokage dan tidak sempat mengajarkan teknik ninja.

Saat perdebatan, tersebutlah peringatan yang disampaikan Sasuke. Kemudian, dua ninja jahat yang menyerang Sasuke, Momoshiki Otsutsuki dan Kinshiki Ktsutsuki, muncul.

Kedatangan dua tokoh tersebut bahkan meluluhlantakkan arena tempat ujian dan membahayakan semua penonton. Akhirnya, semua ninja bersatu untuk melindungi para penonton dari bahaya reruntuhan stadion.

Kedatangan dua ninja jahat tersebut untuk menculik Naruto, yang bertujuan menangkap Kurama. Naruto pun akhirnya bekerja sama dengan Sasuke untuk kembali bertarung. Mereka beraksi dengan kehebatan teknik ninja masing-masing.

Boruto menyaksikan bagaimana ayahnya dan Sasuke bekerja sama. Ia sadar, begitulah yang seharusnya dilakukan seorang Hokage. Ia menyesal telah berprasangka buruk kepada ayahnya. Ia pun sangat ingin membantu pertarungan ayahnya meski teknik ninja yang dikuasainya terbilang minim.

Kehadiran kisah Boruto ini seakan-akan mengobati para penonton yang rindu dengan beragam aksi menegangkan dari pertarungan ninja. Sebelumnya, film layar lebar Naruto banyak mengisahkan hubungan spesial Naruto Uzumaki dan Sasuke Unchica. Kini, giliran pertarungan-pertarungan sengit yang ditonjolkan.

Boleh dibilang kisah terbaru dari seri Naruto The Movie ini memadukan drama dan action. Kisah pasangan ayah anak, Boruto dan Naruto, di film ini memang dikemas sangat menyentuh. Aksi menegangkan juga ditonjolkan dengan beragam pertempuran beritme yang sangat cepat.

Boruto: Naruto The Movie membuktikan ternyata Masashi juga tidak berhenti berkarya setelah The Last: Naruto The Movie. Karyanya bahkan disambut baik dengan perolehan film yang sangat besar semenjak dirilis di Jepang.

Untuk kamu penggemar berat kisah Naruto, film ini tampaknya sayang untuk dilewatkan. Apalagi, Hiroyuki Yamashita yang pernah menjadi sutradara episode "Naruto Shippuden" itu kembali menggarap kisah kali ini. Lewat tangan dinginnya, kisah Naruto pun dibuat dengan teknik animasi yang menarik dan seru. Seseru pertarungan yang disuguhkan.


DETECTIVE CONAN MOVIE 21

Ulasan Anime: Detective Conan-The Crimson Love Letter

 

Aksi detektif cilik Conan Edogawa dan rekan-rekannya kembali hadir di film animasi layar lebar terbarunya yang hadir di Indonesia, yakni Detective Conan-The Crimson Love Letter. Film yang disutradarai oleh Kobun Shizuno serta diproduksi di TMS Entertainment ini merupakan film ke-21 seri Detective Conan. Film ini baru mulai diputar di bioskop Jepang pada tanggal 15 April 2017 dan akan tayang di Indonesia mulai hari ini 7 Juni 2017 di jaringan bioskop CGV Cinemas, Cinemaxx, dan Platinum Cineplex.
Film ini akan berfokus pada kisah asmara Heiji Hattori dan Kazuha Toyama dan mengambil latar di Osaka yang merupakan kota tempat tinggal Heiji. Film ini juga akan menghadirkan karakter Momiji Ooka, sosok juara Karuta yang merupakan saingan cinta Kazuha yang baru saja hadir di komik Detektif Conan edisi terbaru.
Film dimulai dengan kasus pengeboman di TV Nichiuri pada musim gugur saat pengambilan gambar untuk acara TV mengenai kompetisi Karuta, Piala Satsuki. Piala Satsuki, yang merupakan mahkota pemenang Hyakunin Isshu Jepang, saat ini sedang difilmkan di dalam fasilitas tersebut. Kejadian tersebut menyebabkan keributan besar dan sementara bangunan itu terbakar menjadi abu, satu-satunya orang yang tertinggal di dalamnya adalah Heiji Hattori dan Kazuha Toyama. Mereka diselamatkan tepat pada waktunya oleh Conan, yang bergegas ke tempat kejadian. Baik identitas pelaku maupun tujuan pemboman tidak diketahui.
Ketika kekacauan terjadi akibat ledakan tersebut, Conan bertemu
seorang gadis cantik misterius bernama Momiji Ooka yang mengklaim dirinya adalah tunangan Heiji. Ooka adalah juara Karuta tingkat SMA di Kyoto. Dan takdir membawa Kazuha harus berhadapan dengan Momiji dalam kompetisi Hyakunin Isshu. Karena itu dimulailah latihan intensif Karuta bersama Shizuka, ibu Heiji, yang merupakan mantan Queen Karuta.
Di lain tempat, tepatnya di sebuah rumah tradisional Jepang di Arashiyama, Kyoto, juara bertahan Piala Satsuki telah dibunuh. Kartu-kartu Karuta bertebaran dan berlumuran darah disekitar tempat kejadian perkara (TKP). Conan dan Heiji bersama dengan kepolisian Osaka dan Kyoto bahu-membahu menyelidiki kasus pembunuhan dan hubungannya dengan kompetisi Hyakunin Isshu tersebut.


Poin menarik dari film ini adalah tema permainan kartu Karuta yang menjadi latar cerita dan kasus pembunuhan. Kesuksesan film Chihayafuru tahun lalu boleh jadi menginspirasi Aoyama Gosho untuk mengangkat tema yang sama pada film Conan terbaru ini. Tidak seperti film-film Conan sebelumnya yang menampilkan ledakan bangunan/jalan pada bagian klimaks film, kali ini ledakan gedung dan jalan diletakkan di awal film sehingga langsung menggemparkan keseruan menonton film. Sayangnya setelah kasus pembunuhan pertama, alur cerita jadi melambat dan lebih berfokus pada kisah cinta Heiji-Kazuha-Momiji. Momiji, sosok gadis cantik misterius juara Karuta, ini benar-benar memukau. Dia mengaku pengantin Heiji di masa depan. Apakah hubungan mereka sedekat itu? Anda harus menontonnya untuk mengetahuinya. Banyak kejutan menjelang akhir cerita yang sayang untuk dilewatkan.
Berkaca dari film-film Conan sebelumnya di mana kasusnya sulit dan membutuhkan pemikiran ketika menontonnya, maka di film kali ini kasus pembunuhannya dibuat lebih mudah dicerna dan ditebak siapa pelakunya. Kalau anda teliti sejak pemboman di stasiun TV Nichiuri, disorot cincin sang pelaku. Tentunya ini merupakan petunjuk penting untuk mengungkap siapa pelakunya bukan.
Baca juga : Ulasan Anime: Detective Conan – Sunflowers of Inferno
Selain itu, kisah percintaan antara Kazuha-Heiji-Momiji cukup membuat gregetan seperti layaknya menonton kisah FTV di TV lokal. Yang pasti hal ini memanjakan para penonton wanita. Satu lagi hal yang menarik di film ini adalah penggunaan Kansai-ben (dialek Kansai) yang kental di hampir setiap dialog antara Heiji-Kazuha-Momiji, Mikiko (teman Kazuha), Kensuke Achiha (suami Satsuki), sampai Inspektur Heizo (Inspektur polisi Osaka) dan Inspektur Ayanokoji yang menggunakan dialek Kyoto.

Kesimpulan
Detective Conan-The Crimson Love Letter sepertinya lebih menampilkan sosok Heiji Hattori sebagai bintang utama, di mana setting lokasi di daerah Kansai (Osaka dan Kyoto). Peran Conan di sini lebih seperti asisten Heiji dalam mengungkap kasus pembunuhan dan pemboman TV Nichiuri. Tapi menjelang pertengahan film, porsi Conan bertambah sedikit walau akhirnya tetap ditutup dengan aksi heroik Heiji menolong Kazuha melompati rumah yang terbakar melewati kepulan asap dan tingginya tebing.
Ditambahnya elemen permainan Karuta membuat film lebih menarik, tidak melulu kasus pembunuhan dan kisah cinta komedi di film Conan pada umumnya. Jangan beranjak sampai film selesai, karena ada epilog setelah credit title.



ANIME HUNTER X HUNTER

Manga Hunter x Hunter Kembali Dilanjutkan di Weekly Shonen Jump

 

Hunter x Hunter

Setelah hiatus panjang, akhirnya Hunter x Hunter akan kembali hadir di Weekly Shonen Jump!

Hunter x Hunter karangan Yoshihiro Togashi sebelumnya sudah pernah hiatus pada tahun 2014, yang rencananya adalah hiatus singkat selama dua minggu, tetapi dia harus beristirahat hingga dua tahun kemudian yaitu pada tahun 2016. Hiatus ini disebabkan karena sakit punggung bagian bawah dari sang mangaka yang sudah sangat parah.

Sayangnya, Hunter x Hunter tidak berlanjut lebih lama di tahun 2016 karena masalah kesehatan dari sang mangaka membuat seri ini harus hiatus kembali. Nah, kabar baik bagi para penggemar serial ini, karena seri ini akan kembali di majalah Weekly Shonen Jump!

Melalui website resmi Shonen Jump, mereka memberitahu bahwa manga Hunter x Hunter akan kembali pada tanggal 26 Juni 2017.
Manga kompilasi Hunter x Hunter volume 34 juga akan rilis di tanggal yang bersamaan. Sebelumnya memang sudah ada rumor yang mengatakan bahwa manga ini akan segera kembali rilis di Shonen Jump. Pihak Jump sendiri sudah mengabarkan bahwa seri ini akan kembali berlanjut, hanya saja belum memberikan tanggal yang pasti sampai beberapa hari lalu.
Volume 33 sendiri pertama kali rilis di Jepang pada tanggal 3 Juni 2016, sedangkan versi Viz atau versi translasi ke bahasa Inggrisnya rilis pada bulan Maret 2017. Volume 34 akan berisi cerita dari chapter 351 yang berjudul Shito (Mortal Combat) hingga chapter 360 yang berjudul Kise (Parasite).
Pada tanggal 26 Juni nanti, kemungkinan cerita Hunter x Hunter akan melanjutkan ke chapter selanjutnya yaitu 361.


 Hunter x Hunter Gon
Hunter x Hunter sendiri menceritakan tentang petualangan Gon untuk menjadi Hunter terhebat. Gon bertemu tiga teman baru di dalam perjalanannya yaitu Killua, Kurapika, dan Leorio.
Para penggemar dan penikmat manga pernah membuat lelucon tentang ketertarikan Yoshiro Togashi dengan game Dragon Quest. Mungkinkah selama ini dia hiatus karena ingin menyelesaikan petualangannya di dalam Dragon Quest?
Tentunya para penggemar dan kita semua berharap kesembuhan untuk Togashi agar manga Hunter x Hunter dapat berlanjut tanpa kendala sedikit pun. Apakah kamu sudah tidak sabar untuk menantikan kisah selanjutnya dari serial ini?


ANIME LIVE ACTION FULLMETAL ALCHEMIST

Film Live-Action ‘Fullmetal Alchemist’ Rajai Box Office Jepang

 

Hasil gambar untuk fullmetal alchemist live action

Film live-action Fullmetal Alchemist yang mulai tayang di Jepang pada tanggal 1 Desember berhasil merajai puncak box office Jepang pada akhir pekan di tanggal 2-3 Desember 2017.
Tayang di 400 layar bioskop di Jepang, film itu berhasil meraup hasil penjualan tiket sebesar 264.065.100 Yen atau sekitar 33,5 milyar Rupiah.
Perolehan tersebut menyebabkan film yang diadaptasi dari serial manga karya Hiromu Arakawa itu mencatatkan total penjualan sebanyak 373.330.500 Yen atau sekitar 47,5 Milyar semenjak mulai tayang di Jepang.
Film ini akan menghadirkan Ryousuke Yamada yang berperan sebagai Edward Elric, Tsubasa Honda sebagai Winry Rockbell, dan Dean Fujioka sebagai Roy Mustang. Lihat jajaran pemeran lainnya:




alphonse
  • Ryuuta Satou sebagai Captain Maes Hughes
  • Yo Oizumi sebagai Major Shou Tucker
  • Yasuko Matsuyuki sebagai Lust
  • Kanata Hongou sebagai Envy
  • Shinji Uchiyama sebagai Gluttony
  • Fumiyo Kohinata sebagai General Hakuro
  • Misako Renbutsu sebagai Riza Hawkeye
  • Natsuna sebagai Maria Ross
  • Natsuki Harada sebagai Gracia Hughes
  • Yo Oizumi sebagai Shou Tucker
  • Jun Kunimura sebagai Doctor Marco
  • Kenjiro Ishimaru sebagai Father Cornello
Sutradara film ini, Fumihiko Sori mengatakan bahwa ia ingin membuat sebuah film yang mengikuti gaya manganya sebaik mungkin. Meskipun semua perannya dimainkan oleh orang Jepang namun dia akan menghadirkan latar budaya Eropa. Namun, dia tidak ingin merepresentasikan ras atau negara secara spesifik.

MAKIBAO

Setelah Terbit Lebih dari 20 Tahun, Manga Makibao Akhirnya Tamat   Salah satu anime yang cukup legendaris kala itu adalah serial Makib...